Namaku Roy umur 32th, nama istriku Sisca umur 25th. Istriku mempunyai bentuk tubuh yang sangat proporsional, dari tinggi badan 165cm dan ukuran payudaranya benar-benar sangat serasi. Ditunjang dengan kulit putihnya yang lembut, serta rambut lurus panjang sebahu dengan kilau hitamnya. Sehabis melahirkan anak pertama, body istriku terlihat agak melar. Waktu itu ada keinginanku untuk mengajaknya ke salah satu salon perawatan tubuh guna mengembalikan keindahan tubuhnya seperti semula. Namun istriku menyarankan nanti aja kalo sesudah anak kami umur 1 tahun, dimana istriku sudah tidak menyusui lagi. Satu tahun berlalu sesuai dengan yang aku janjikan akhirnya kami menuju salah satu salon tempat perawatan tubuh. Disitu saya baca fasilitasnya sangat lengkap, mulai dari massage sampe luluran dan spa pun tersedia. Selain itu juga didukung oleh para ahli yang saya liat semuanya wanita. Kira-kira 1minggu 3x saya mengajak istriku Sisca kesalon tersebut, selama kurang lebih 2 bulan. Hingga para pegawai disalon tersebut sampai hafal dan mengenal kami. Sampai pada akhirnya istriku menjadi pelanggan salon tersebut. Kadang-kadang 1 minggu sekali, aku ajak dia kesana sekedar untuk relaksasi, kalo tidak 2 minggu sekali. Pada awal bulan memang saya tidak diperkenankan masuk untuk melihat proses perawatan tubuh pada istriku, karena aku laki-laki dan salon tersebut memang diperuntukan bagi wanita. Akhirnya mereka menawarkan kepada saya sebagai pelanggan tetap, bahwa di salon tersebut juga ada sebuah penginapan yang letaknya di bagian dalam salon tersebut. Penginapan itu berupa kamar-kamar untuk pelanggan, dimana terjaga privasinya. Dengan fasilitas AC, jacuzi, kamar mandi uap dan tidak lupa springbed yang nyaman, dengan tujuan bagi wanita yang sudah beristri, sang suami bisa ikut menemani di dalam tanpa mengganggu pelanggan salon yang lain khususnya wanita. Dengan adanya penawaran seperti itu tentu saya ambil.
Selesai reservasi kami diantar ke sebuah kamar yang telah saya pesan di depan. Kami dipersilahkan masuk dan menunggu dipanggilkan ahlinya perawatan tubuh. Tidak terlalu lama pintu kamar diketok seseorang. Ternyata datang juga orang yang kita tunggu. Seorang wanita namanya Nita, kulitnya putih bersih, cantik dan cukup sexy juga menurutku. Ternyata selama ini Nita lah yang sering menangani perawatan tubuh istriku. Waktu aku panggil mbak dia malu katanya umurnya masih muda dari saya, akhirnya untuk lebih akrab aku panggil Nita aja.
“Mbak Sisca ada keluhan apa? Atau mau sekedar relaksasi saja?” tanya Nita.
“Yach sekedar relaksasi aja Nit, dah lumayan lama ndak kesini” jawab istriku.
Lalu Nita mengusulkan kepada istriku kalo massage ringan disertai luluran keseluruh tubuh. Sebelumnya Nita mempersilahkanku duduk disofa di dalam kamar tersebut, sambil menyarankan sebuah minuman semacam jamu kepadaku. Yang katanya bisa menambah stamina dan menghilangkan lelah di tubuh, sambil menunggu istriku. Datang juga akhirnya minuman tersebut agak hangat dan rasanya ternyata manis, saya pikir pahit karena jamu. Nita menyalakan sebuah alat berupa aroma terapi untuk menambah suasana yang nyaman dan rilex. Kemudian istriku disuruh melepaskan semua pakaiannya, karena yang pertama adalah luluran keseluruh tubuh. Setelah tubuh istriku Sisca telanjang total serta merta istriku berbaring diatas kasur memunggungi Nita. Mulailah Nita melumuri punggung hingga kekaki istriku dengan ramuan lulur yang aku sendiri kurang paham. Sambil jari jemari kedua tangannya memijat istriku mulai dari leher, bahu, punggung pantat dan sampe ke kaki. Setelah agak lumayan lama, Nita menyuruh istriku berbalik menghadap ke depan, terlihat bukit payudara istriku yang dulu sehabis menyusui terlihat kendor dengan warna puting agak kehitam-hitaman, sekarang sudah kencang dan warna putingnya terlihat merah muda menggemaskan. Dilulurinya seluruh badan istriku oleh Nita dari atas sampai bawah tak luput payudara dan vaginanya. Mulai pemijatan ringan dari leher turun ke dada, sampe payudara dan puting istriku tak luput dari pijatannya. Kulihat istriku merasa nikmat dan terdengar sedikit desahan kecil tanda kenikmatan tersebut.
“Gimana mbak Sisca, enak yaaa?” tanya Nita.
“Iya Nit, pijatanmu bener-bener bikin relax dan nikmat dirasakan.” jawab istriku.
Dengar hal seperti itu dimana kondisinya yang sangat nyaman dan rilex sepertinya pikiranku cuek aja, aahhh itu khan proses umum dalam terapi pikirku. Nita melanjutkan pijatannya sampe ke bawah dan sekarang tidak hanya memijat paha dan kaki istriku saja tetapi jari-jemari Nita yang lentik memainkan bibir vagina dan klitoris istriku. Digosok-gosok dan dielus dengan lembut membuat klitoris istriku makin menonjol dan keliatan sebesar biji kacang tanah. Sebelumnya memang sejak melahirkan istriku Sisca selalu mencukur rambut di sekitar vaginanya biar nampak bersih. Desahan demi desahan terdengar lirih tapi pasti, nafsu birahi istriku perlahan mulai meninggi. Hebat juga pikirku si Nita ini bener ahli dalam merangsang sesama wanita. Ya memang dalam pandangan istriku sebelumnya merasa jijik melihat hubungan sex antar wanita atau lesbian. Tapi anehnya diperlakukan oleh Nita seperti itu, koq diem aja yaaa?
“Mbak Sisca, apa boleh vagina dalamnya saya beri lulur supaya bersih?” tanya Nita.
“Boleh aja ndak apa-apa kok Nit” jawab istriku terbata-bata oleh kenimatan.
“Mas ngijinin khan, kalo vagina mbak Sisca juga saya bersihkan, supaya kalo berhubungan lebih nikmat mas” kata Nita kepadaku sambil merayu dan minta ijin dahulu.
Jawabku “boleh aja kok”, khan juga suatu proses terapi pikirku.
Aneh juga pikiranku bisa seperti itu, selain itu aku juga terangsang melihat perlakuan Nita kepada istriku. Mungkin karena minuman tadi atau aroma terapi yang bener-bener membuatku rilex dan bersikap cuex. Setelah mendapat ijin, Nitai melanjutkan niatnya. Saya liat jari telunjuk Nita mulai keluar masuk vagina istriku. Pelan-pelan dengan gerakan yang lembut, sedang ibu jari Nita menggosok-gosok klitoris istriku. Tidak terlalu lama dan keliatannya Sisca juga belum orgasme, Nita menyudahi permainannya. Nita mengatakan kepadaku bahwa ini bagian dari ritual rilexsasi katanya, jadi tidak perlu sampe orgasme. Terlihat di raut muka istriku akan ketidakpuasannya. Selesai hal tersebut, Nita meminta istriku mandi untuk membersihkan badan. Tadinya istriku ogah-ogahan beranjak dari tempat tidur, mungkin aja karena tidak puas. Tapi Nita berkata katanya ini baru sebagian saja dan nanti akan ada yang lebih hebat. Mau juga istriku mandi di jacuzi dengan air hangat hingga bersih. Selesai mandi dan mengeringkan badannya dengan handuk, istriku duduk di sofa di sampingku sambil berbalut handuk saja. Nita sedikit ngobrol-ngobrol dan katanya,
“apa mau dilanjutkan atau istirahat dahulu?”
Belum sempat aku jawab ehh istriku udah nggak sabar ngomong duluan, katanya “ok aja selagi seger badannya.”
“Apa ndak sebaiknya mbak Sisca minta pendapat dan ijin dari mas Roy sebagai suami?” pinta Nita kepada istriku.
“Gimana mas boleh ndak tawaran Nita tadi?” pinta istriku.
“Boleh-boleh aja khan memang sudah seharusnya” jawabku. Karena dalam pikiranku memang seperti itu prosesnya.
Nita
Kemudian aku menanyakan pada Nita, “sebetulnya proses selanjutnya seperti apa?”
Nita menerangkan “untuk selanjutnya pijatan-pijatan yang ringan dan kalo mau juga bisa sampai kepuasan kenikmatan yang dalam, itupun kalo mas Roy mengijinkan”, terang Nita kepadaku.
“Bukannya aku tadi sudah memperbolehkan” jawabku.
“Iya mas, tapi nanti ada satu syarat bila mas Roy bener-bener menyetujui” kata Nita. “Kira-kira seperti apa syarat tersebut?” tanyaku.
ADS HERE !!!