Cerita Sex xxx ngentot dengan cewek bispak gadis
sampul. Siang itu panas sekali ketika aku melangkah
keluar dari kampus menuju ke mobilku di tempat
parkir. Segera kupacu pulang mobilku, tapi
sebelumnya mampir dulu beli es dawet di kios di
pinggir jalan menuju arah rumahku. Setelah sampai
rumah dan kumasukkan mobil ke garasi, segera
kuganti baju dengan seragam kebesaran, yaitu kaos
kutang dengan celana kolor. Kucuci tangan dan muka,
kemudian kuhampiri meja makan dan mulai
menyantap makan siang lalu ditutup dengan minum
es dawet yang kubeli tadi, uaaaah… enak sekali… jadi
terasa segar tubuh ini karena es itu.
Setelah cuci piring, kemudian aku duduk di sofa, di
ruang tengah sambil nonton MTV, lama kelamaan
bosan juga. Habis di rumah tidak ada siapa-siapa,
adikku belum pulang, orang tua juga masih nanti
sore. Pembantu tidak punya. Akhirnya aku melangkah
masuk ke kamar dan kuhidupkan kipas angin, kuraih
majalah hiburan yang kemarin baru kubeli. Kubolak-
balik halaman demi halaman, dan akhirnya aku
terhanyut.
Tiba-tiba bel pintu berbunyi, aku segera beranjak ke
depan untuk membuka pintu. Sesosok makhluk cantik
berambut panjang berdiri di sana. Sekilas kulihat
wajahnya, sepertinya aku pernah lihat dan begitu
familiar sekali, tapi siapa ya..?
“ Cari siapa Mbak..?” tanyaku membuka
pembicaraan.
“ Ehm… bener ini Jl. Garuda no.20, Mas..?” tanya
cewek itu.
“ Ya bener disini, tapi Mbak siapa ya..? dan mau
ketemu dengan siapa..?” tanyaku lagi.
“Maaf Mas, kenalkan… nama saya Rika. Saya dapat
alamat ini dari temen saya. Mas yang namanya Adi
ya..?” sambil cewek itu mengulurkan tangan untuk
bersalaman.
Segera kusambut, aduuuh… halus sekali tanganya.
“Eng… iya, emangnya temen Mbak siapa ya..? kok
bisa tau alamat sini..?” tanyaku.
“Anu Mas, saya dapat alamat ini dari Bimo, yang
katanya temennya Mas Adi waktu SMA dulu…” jelas
cewek itu.
Sekilas aku teringat kembali temanku, Bimo, yang
dulu sering main kemana-mana sama aku.
“ Oooh… jadi Mbak Rika ini temennya Bimo, ayo
silahkan masuk… maaf tadi saya interogasi dulu.”
Setelah kami berdua duduk di ruang tamu baru aku
tersadar, ternyata Rika ini memang dahsyat, benar-
benar cantik dan seksi. Dia saat itu memakai mini skirt
dan kaos ketat warna ungu yang membuat dadanya
tampak membusung indah, ditambah wangi
tubuhnya dan paha mulus serta betis indahnya yang
putih bersih menantang duduk di hadapanku. Sekilas
aku taksir payudaranya berukuran 34B.
Setelah basa-basi sebentar, Rika menjelaskan maksud
kedatangannya, yaitu ingin tanya-tanya tentang
jurusan Public Relation di fakultas Fisipol tempat aku
kuliah. Memang Rika ini adalah cewek pindahan dari
kota lain yang ingin meneruskan di tempat aku kuliah.
Aku sendiri di jurusan advertising, tapi temanku
banyak yang di Public Relation (yang kebanyakan
cewek-cewek cakep dan sering jadi model buat mata
kuliah fotografi yang aku ambil), jadi sedikit banyak
aku tahu.
Kami pun cepat akrab dan hingga terasa tidak ada
lagi batas di antara kami berdua, aku pun sudah tidak
duduk lagi di hadapannya tapi sudah pindah di
sebelah Rika. Sambil bercanda aku mencuri-curi
pandang ke wajah cantiknya, paha mulusnya, betis
indahnya, dan tidak ketinggalan dadanya yang
membusung indah yang sesekali terlihat dari belahan
kaos ketatnya yang berleher rendah. Terus terang
saja si kecil di balik celanaku mulai bangun
menggeliat, ditambah wangi tubuhnya yang
membuat terangsang birahiku.
Aku mengajak Rika untuk pindah ke ruang tengah
sambil nonton TV untuk meneruskan mengobrol. Rika
pun tidak menolak dan mengikutiku masuk setelah
aku mengunci pintu depan. Sambil ngemil hidangan
kecil dan minuman yang kubuat, kami melanjutkan
ngobrol-ngobrol. Sesekali Rika mencubit lengan atau
pahaku sambil ketawa-ketiwi ketika aku mulai
melancarkan guyonan-guyonan. Tidak lama, adik
kecilku di balik celana tambah tegar berdiri. Aku
kemudian usul ke Rika untuk nonton VCD saja. Setelah
Rika setuju, aku masukkan film koleksiku ke dalam
player. Filmnya tentang drama percintaan yang ada
beberapa adegan-adegan ranjang. Kami berdua pun
asyik nonton hingga akhirnya sampai ke bagian
adegan ranjang, aku lirik Rika matanya tidak berkedip
melihat adegan itu.
Kuberanikan diri untuk merangkul bahu Rika,
ternyata dia diam saja tidak berusaha menghindar.
Ketika adegan di TV mulai tampak semakin hot, Rika
mulai gelisah, sesekali kedua paha mulusnya digerak-
gerakkan buka tutup. Wah, gila juga nih cewek,
seakan-akan dia mengundang aku untuk
menggumulinya. Aku beranikan diri untuk mengelus-
elus lengannya, kemudian rambutnya yang hitam dan
panjang. Rika tampak menikmati, terbukti dia
langsung ngelendot manja ke tubuhku. Kesempatan
itu tidak kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh
hangatnya dan kucium pipinya. Rika tidak protes,
malah tangannya sekarang diletakkan di pahaku, dan
aku semakin terangsang lalu kuraih dagunya.
Kupandang mata bulat indahnya, sejenak kami
berpandangan dan entah siapa yang memulai tiba-
tiba, kami sudah berpagutan mesra. Kulumat bibir
bawahnya yang tebal nan seksi itu dan Rika
membalas, tangannya yang satu memeluk leherku,
sedang yang satunya yang tadinya di pahaku
sekarang sudah mengelus-elus yuniorku yang sudah
super tegang di balik celanaku.
Lidah kami saling bertautan dan kecupan-kecupan
bibir kami menimbulkan bunyi cepak cepok, yang
membuat semakin hot suasana dan seakan tidak mau
kalah dengan adegan ranjang di TV. Tanganku pun
tidak mau tinggal diam, segera kuelus paha mulusnya,
Rika pun memberi kesempatan dengan membuka
pahanya lebar-lebar, sehingga tanganku dengan
leluasa mengobok-obok paha dalamnya sampai ke
selangkangan. Begitu bolak-balik kuelus dari paha
lalu ke betis kemudian naik lagi ke paha. Sambil terus
melumat bibirnya, tanganku sudah mulai naik ke
perutnya kemudian menyusup terus ke dadanya.
Kuremas dengan gemas payudaranya walau masih
tertutup kaos, Rika merintih lirih. Lalu tanganku
kumasukkan ke dalam kaosnya dan mulai meraba-
raba mencari BH-nya. Setelah ketemu lalu aku meraih
ke dalam BH dan mulai meremas-remas kembali buah
dadanya, kusentuh-sentuh putingnya dan Rika
mendesah. Seiring dengan itu, tangan Rika juga
mengocok yuniorku yang masih tertutup celana
dalam, dan mulai dengan ganas menyusup ke dalam
celana dalam meraih yuniorku dan kembali mengocok
dan mengelus.
Aku yang sudah mulai terbakar birahi, kemudian
melepaskan kaos Rika dan BH-nya hingga sekarang
nampak jelas payudaranya yang berukuran 34B
semakin mengembang karena rangsangan birahi.
Langsung aku caplok buah dadanya dengan mulutku,
kujilat-jilat putingnya dan Rika mendesis-desis
keenakan, “Sssh… aaauuh… Mass Adiii… ehhh…
ssshhh…” sambil tangannya mendekap kepalaku,
meremas-remas rambutku dan membenamkannya ke
payudaranya lebih dalam.
Kutarik kepalaku dan kubisikkan ke telinga Rika,
“Rika sayang, kita pindah ke kamarku aja yuuk..!
Aman kok nggak ada siapa-siapa di rumah ini selain
kita berdua…”
Rika mengangguk, lalu segera kupeluk dan
kugendong dia menuju ke kamar. Posisi gendongnya
yaitu kaki Rika memeluk pinggangku, tangannya
memeluk leherku dan payudaranya menekan keras di
dadaku, sedangkan tanganku memegang pantatnya
sehingga yuniorku sekarang sudah menempel di
selangkangannya.
Sepanjang perjalanan menuju kamar, kami terus
saling berciuman. Sesampainya di kamar, kurebahkan
tubuhnya di tempat tidur, Rika tidak mau melepaskan
pelukan kakinya di pinggangku malahan sekarang
mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya.
“ Sayang… sabar dong.., lepas dulu dong rok sama
celana kamu…” kataku.
“Oke Mas… tapi Mas juga harus lepas baju sama
celana Mas, biar adil..!” rajuk Rika.
Setelah kulepas baju dan celanaku hingga telanjang
bulat dan yuniorku sudah mengacung keras tegak ke
atas, Rika yang juga sudah telanjang bulat kembali
merebahkan diri sambil mengangkangkan pahanya
lebar-lebar, hingga kelihatan bibir vaginanya yang
merah jambu itu.
Aku pun segera menindihnya, tapi tidak buru-buru
memasukkan yuniorku ke vaginanya, kembali aku
kecup bibirnya dan kucaplok dan jilat-jilat payudara
serta putingnya. Jilatanku turun ke perut terus ke
paha mulusnya kemudian ke betis indahnya naik lagi
ke paha dalamnya hingga sampai ke
selangkangannya.
“ Auuww… Mas Adiiii… ehhmm… shhh… enaaaakkk
Masss…” ceracau Rika sambil kepalanya
menggeleng-geleng tidak karuan dan tangannya
mencengkeram sprei ketika aku mulai menjilati bibir
vaginanya, terus ke dalam memeknya dan di
klitorisnya.
Dengan penuh nafsu, terus kujilati hingga akhirnya
tubuh Rika menegang, pahanya mengempit kepalaku,
tangannya menjambak rambutku dan Rika berteriak
tertahan. Ternyata dia telah mencapai orgasme
pertamanya, dan terus kujilati cairan yang keluar dari
lubang kenikmatannya sampai habis.
Aku bangun dan melihat Rika yang masih tampak
terengah-engah dan memejamkan mata menghayati
orgasmenya barusan. Kukecup bibirnya, dan Rika
membalas, lalu aku menarik tangannya untuk
mengocok penisku. Aku rebahkan tubuhku dan Rika
pun mengerti kemauanku, lalu dia bangkit menuju ke
selangkanganku dan mulai mengemut penisku.
“ Oooh… Rik… kamu pinter banget sih Rik…” aku
memuji permainannya.
Kira-kira setengah jam Rika mengemut penisku.
Mulutnya dan lidahnya seakan-akan memijat-mijat
batang penisku, bibirnya yang seksi kelihatan
semakin seksi melumati batang dan kepala penisku.
Dihisapnya kuat-kuat ketika Rika menarik kepalanya
sepanjang batang penis menuju kepala penisku
membuatku semakin merem-melek keenakan.
Setelah bosan, aku kemudian menarik tubuh Rika dan
merebahkannya kembali ke tempat tidur, lalu kuambil
posisi untuk menindihnya. Rika membuka lebar-lebar
selangkangannya, kugesek-gesekkan dulu penisku di
bibir vaginanya, lalu segera kumasukkan penisku ke
dalam lubang senggamanya.
“ Aduuh Mas… sakiiit… pelan-pelan aja doong…
ahhh…” aku pun memperlambat masuknya penisku,
sambil terus sedikit-sedikit mendorongnya masuk
diimbangi dengan gerakan pinggul Rika.
Terlihat sudut mata Rika basah oleh air matanya
akibat menahan sakit. Sampai akhirnya,
“Bleeesss…” masuklah semua batang penisku ke
dalam liang senggama Rika.
“ Rika sayang, punya kamu sempit banget sih..? Tapi
enak lho..!” Rika cuma tersenyum manja.
“Mas juga, punya Mas besar gitu maunya cari yang
sempit-sempit, sakit kaan..!” rajuk Rika.
Aku ketawa dan mengecup bibirnya sambil mengusap
air matanya di sudut mata Rika sambil merasakan
enaknya himpitan kemaluan Rika yang sempit ini.
Setelah beberapa saat, aku mulai menggerakkan
penisku maju mundur dengan pelan-pelan.
“ Aaah… uuuhhh… oooww… shhh… ehhmmm…”
desah Rika sambil tangannya memeluk erat bahuku.
“ Masih sakit Sayaaang..?” tanyaku.
“Nggak Mas… sedikiiitt… auuoohhh… shhh… enn..
ennnaakk.. Mas… aahh…” jawab Rika.
Mendengar itu, aku pun mempercepat gerakanku,
Rika mengimbangi dengan goyangan pinggulnya
yang dahsyat memutar ke kiri dan ke kanan, depan
belakang, atas bawah. Aku hanya bisa merem melek
sambil terus memompa, merasakan enaknya
goyangan Rika. Tidak lama setelah itu, kurasakan
denyutan teratur di dinding vagina Rika, kupercepat
goyanganku dan kubenamkan dalam-dalam penisku.
Tanganku terus meremas-remas payudaranya. Dan
tubuh Rika kembali menegang, “Aaah… Masss
Adiiii… teruuus Maass… jangan berentiii… oooh…
Maasss… aaahhh… akuuuu mauuu keluaaar…
aaawww…”
Dan, “Cret… cret… crettt…” kurasakan cairan
hangat menyemprot dari dalam liang senggama Rika
membasahi penisku.
Kaki Rika pun memeluk pinggangku dan menarik
pinggulku supaya lebih dalam masuknya penisku ke
dalam lubang kenikmatannya. Ketika denyutan-
denyutan di dinding vagina Rika masih terasa dan
tubuh Rika menghentak-hentak, aku merasa aku juga
sudah mau keluar.
Kupercepat gerakanku dan, “Aaah… Rikaaa… aku
mau keluar Sayaaang…” belum sempat aku menarik
penisku karena kaki Rika masih memeluk erat
pinggangku, dan, “Crooot… crooot… crooott…”
aku keluar di dalam kemaluan Rika.
“ Aduuhhh enakkknyaaa…”
Dan aku pun lemas menindih tubuh Rika yang masih
terus memelukku dan menggoyang-goyangkan
pinggulnya.
Aku pun bangkit, sedangkan penisku masih di dalam
liang senggama Rika dan kukecup lagi bibirnya.
Tiba-tiba, “Greeekkk…” aku dikejutkan oleh suara
pintu garasi yang dibuka dan suara motor adikku
yang baru pulang.
Aku pun cepat-cepat bangun dan tersadar. Kulihat
sekeliling tempat tidurku, lho… kok… Rika hilang,
kemana tuh cewek..? Kuraba penisku, lho kok aku
masih pake celana dan basah lagi. Kucium baunya,
bau khas air mani. Kulihat di pinggir tempat tidur
masih terbuka majalah hiburan khusus pria yang
kubaca tadi. Di halaman 68, di rubrik wajah, kulihat
wajah seorang cewek cantik yang tidak asing lagi
yang baru saja kutiduri barusan, yaitu wajah Rika
yang menggunakan swimsuit di pinggir kolam
renang.
Yaaa ampuun… baru aku sadar, pengalaman yang
mengenakkan tadi bersama Rika itu ternyata cuma
mimpi toh. Dan Rika yang kutiduri dalam mimpiku
barusan adalah cover girl cantik dan seksi majalah
yang kubaca sebelum aku tertidur tadi, yang di
majalah dia mengenakan swimsuit merah. Aku pun
segera beranjak ke kamar mandi membersihkan diri.
Di dalam kamar mandi aku ketawa sendiri dalam hati
mengingat-ingat mimpi enak barusan. Gara-gara
menghayal yang tidak-tidak, jadinya mimpi basah
deeh.